Sabtu, 07 Juli 2012

Subak Resmi Jadi World Heritage


Subak di Bali

Subak merupakan organisasi masyarakat  petani tradisional Bali yang mengatur  sistem pengelolaan  irigasi persawahan   berdasarkan pada pola pikir harmoni dan kebersamaan yang berlandaskan pada aturan-aturan formal dan nilai-nilai agama.

Terciptanya sistem subak ini disebabkan lingkungan topografi dan kondisi sungai-sungai di Bali yang cenderung curam - suatu cara bagaimana mengatasi  kendala jarak dari sumber mata air menuju persawahan karena perbedaan jarak   dari sawah terhadap sumber mata air, air tetap bisa didistribusikan  secara merata dan adil ke sawah-sawah petani dengan spirit religiositas.  Selain itu, ciri khas Subak, yaitu terdapat pura di sawah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. 

Keindahan lanskap subak dan filosofi Bali ‘Tri Hita Karana’ yang mencerminkan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Sang Pencipta diusulkan sebagai World Heritage pada 2000 ke UNESCO. Lanskap subak yang diusulkan adalah pura subak Danu Batur, Danau Batur, subak Pakerisan, subak Catur Angga Batukaru, dan Pura Taman Ayun.  Dan pada 29 Juni 2012 telah ditetapkan sebagai  Wold Heritage (warisan dunia) pada sidang ke-36 World Heritage Committee (WHC) United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), di Saint Petersburg, Rusia.